PDF#2: Which One are You?








Pada pertemuan Product Design Focus yang kedua ini (PDF#2) membahas tentang Design by sketch VS Design by program. Nara sumber PDF #2 kali namanya sudah tidak asing lagi, ya betul…! Bapak Bram Palgunadi. Beliau berkenan untuk berbagi ilmu dengan kami tadi malam. Bertempat di Padi Art Ground maka lengkaplah sudah malam itu. Singkat kata kami pun menggelar acara tersebut tanpa suatu halangan yang berarti.

Pertemuan PDF dengan Pak Bram membawa kami untuk mengupas perihal Design by Sketch dan Design by Program lebih dalam. Pertama-tama beliau membahas persoalan di seputar design by sketch. Kebanyakan desainer mempraktekan skill yang mereka peroleh dalam menjawab permasalahan suatu proyek desain sangat mengandalkan metode design by sketch. Sebagai seorang desainer hal ini sah-sah saja. Namun ketika proyek desain yang dihadapi semakin rumit, maka metode ini akan menyulitkan desainernya sendiri, ungkap beliau. Akan banyak terjadi analisa yang tak tersentuh dalam proyeknya. Hal ini dikarenakan pada dasarnya metode  design by sketch lebih bersifat seketika (spontan), holistic, atau merangkum. Hal ini sangat berbeda dengan apa yang kita kenal yaitu design by program. Pada metode ini, seorang desainer harus bekerja secara bertahap dan rinci. Oleh sebab itu metode ini membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibanding dengan metode  design by sketch. Namun dengan menggunakan metode programming, seorang desainer dapat dengan segera mengetahui permasalahan yang dihadapi, karena dalam setiap tahapan desain dilakukan dengan rinci atau detil.

Pada akhirnya keputusan untuk menggunakan metode yang mana tergantung dari proyek yang kita hadapi. Jika kita dihadapkan pada proyek seperti pembuatan casual bag, casual shoes, atau topi misalnya, item-item tersebut tidak membutuhkan programming yang detil, maka desainer dianjurkan untuk menggunakan metode design by sketch. Namun ketikan akan merancang sebuah panser, maka desainer dianjurkan untuk menggunakan metode design by program. Hal ini dikarenakan perancangan sebuah panser memiliki tingkat kerumitan yang tinggi.
Wah… waktu sudah menunjukan jam 9 malam. Saatnya kita untuk undur diri, soalnya Padi Art Ground mau ditutup. Tuh Mang Utar udah siap-siap mau mengunci pintu. Sampai jumpa pada pertemuan PDF selanjutnya. Semangat!

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author